PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN ( PAKEM ) di Sekolah Dasar
Pembelajaran layaknya berlangsung dalam suasana yang
kondusif, baik bagi Guru, terutama bagi siswa, di sekolah dasar telah lama
dikembangkan pola pembelajaran yang menyenangkan (Joyful learning),
tetapi tentunya bukan sekedar menyenangkan tetapi juga harus bermakna.
Pembelajaran akan bermakna jika ada lesson point yang di dapat oleh
siswa bahkan juga guru pada tiap kurun pembelajaran. Lesson point akan
didapat jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra dan
aktivitas yang menarik.
A. Mengapa PAKEM
Pada dasarnya belajar adalah proses individual,
walaupun kebanyakan kelas disusun secara klasikal tetapi perhatian guru tetap
harus individual, karena setiap anak mempunyai kekhasannya sendiri, dan
mmemiliki tingkat perkembangannya sendiri.
Kedua, Belajar juga merupakan proses sosial, terutama
di SD, belajar secara bersama dan memecahkan masalah secara kelompok akan
saling menunjang dan saling membelajarkan.
Ketiga, Pembelajaran haruslah dalam suasana yang
kondusif dan menyenangkan, sehingga setiap peserta didik mempunyai kesiapan
untuk belajar.
Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus
menerus tiada henti, belajar sepanjang hayat, belajar sesuatu hal sebagai
pijakan untuk belajar hal lain lebih lanjut.
Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna,
dimana setiap proses belajar harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak,
baik secara fisik maupun psikis, dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi
siswa maupun guru.
Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran
yaitu dari Mengajar menjadi Pembelajaran ( teaching ---- learning), dan dalam
penilaian proses dan hasil belajar harus berlangsung terus menerus dengan
perbaikab-perbaikan pada setiap tahapnya (continous improvement)
Dengan demikian PAKEM mengandung makna pembelajaran
yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga
efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu juga diharapkan dapat menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif/bermakna yang mampu memberikan siswa
keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk hidup.
B. Ciri Pembelajaran
PAKEM
Ciri pembelajaran yang disebut PAKEM antara lain
menggunakan multi metode dan multi media, melibatkan semua indera, dengan
praktik dan bekerja dalam tim, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran juga perlu melibatkan multi aspek yaitu logika, kinestika,
estetika dan etika.
Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa
dan guru, membuat kreatif pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja semua
berlangsung dengan menyenangkan.
C. Komponen Utama PAKEM
- Kurikulum dan perangkatnya
- Sarana dan prasarana yang diperlukan
- Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya
- Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel
- Didukung penilaian yang berkelanjutan
Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu
pendidikan secara berkelanjutan dalam menghadapi tuntutan lokal, nasional dan
global.
Juga perlu dukungan secara aktif dari peran serta
masyarakat dan sistem manajemen berbasis sekolah
D. Aktif, Kreatif dan Menyenangkan
- Pembelajaran yang aktif berarti
pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa dan guru, baik secara fisik (
termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan moral dan spiritual.
Misalnya kalau kelas sedang belajar tentang sifat-sifat air (IPA), lalu
ada percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua
indera terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air
selalu datar walaupun wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan
dengan kebesaran Tuhan menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia,
oleh sebab itu perlu dijaga kelestariannya.
- Pembelajaran yang kreatif
mempunyai makna, tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan
kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan rencana, maka perlu
dikritisi, perlu dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu jalan untuk
mempelajari dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada kreativitas
pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam
pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber,
bahan dan sarana untuk belajar.
Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan
sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan
sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain,
maupun terhadap lingkungan alam. Misalnya pasar, sikap berlalulintas,
pelestarian dan perusakan lingkungan oleh manusia dan sebagainya.
- Pembelajaran dikatakan efektif jika
mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang yang “didapat” oleh
siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan
“pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar
kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap
akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkan
disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang
dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan
guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun
perilaku.
Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang
kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan
kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa
program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
- Pembelajaran yang menyenangkan harus
dimaknai secara luas tidak sekedar menyenangkan, tetapi pembelajaran juga
harus dapat “dinikmati” oleh pembelajarnya. Pembelajaran dapat dinikmati
jika pembelajaran tersebut “mengasyikkan”. Mengasyikkan tidak sekedar
menyenangkan tetapi ada unsur ketekunan, inner motivation, setelah
mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu lebih lanjut, dan mempunyai
ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus Menyenangkan,
Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih
Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga.
Disisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan
kepada siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan
percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya secara optimal.
Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri
dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan. Sekolah,
guru, serta media dan sarana yang ada hanya mendukung dan memfasilitasi. Namun,
walaupun hanya memfasilitasi sekolah dan guru serta stakeholder lain termasuk
pemerintah haruslah mengupayakan agar potensi yang ada, serta inner motivation
dan kemandirian siswa dapat terbentuk.
Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk
memotivasi rasa ingin tahu dan belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif,
tekun dan menyadari potensi diri, yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak sekedar Joyful
dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja.
Bagaimana dengan reward and punishment ?
Tentu saja penghargaan, apapun bentuknya mulai dari tanda bintang, sertifikat
atau sekedar pujian perlu diberikan dan direncanakan dengan baik oleh guru
kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya ditiadakan sama
sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti dengan
kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi” apa yang harus di
berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara demokratis dan
transparan, berlaku untuk semua warga kelas/sekolah termasuk guru. Sanksipun
harus dipilih yang memotivasi dan merupakan bagian dari pembelajaran. Misalnya
membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah dan
sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan beban mental.
Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan
“konsekuensi”. Dengan demikian semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu
harus dilaksanakan bukan dari guru atau hukuman dari orang lain tetapi memang
merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh sistem/kesepakatan yang telah
disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk melatih disiplin, mentaati aturan
yang disepakati bersama.
Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan
banyak aspek, termasuk juga bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam
tim/kelompok, mampu menampilkan gagasannya secara runtut dan sistematis baik
secara lisan maupun tulis.
Wah !, kalau begitu rumit urusannya pembelajaran itu!.
Sama sekali tidak !, aspek-aspek tersebut perlu disadari dan dipahami oleh
setiap fasilitator atau guru. Jika ada peluang untuk diterapkan, maka
dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu yang dominan pada pembelajaran suatu
kompetensi tertentu. Tentu saja tidak semua aspek harus selalu masuk pada
setiap pembelajaran. Setidaknya pada saat menyusun rencana pembelajaran
aspek-aspek tersebut diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya potensi anak
kita kembangkan secara optimal, dan utuh sesuai kemampuannya, sehingga sesuai
harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Joyful Learning hanya sebagian dari
Pakem dan Pakem hanya sebagian dari Pembelajaran seutuhnya yang
melibatkan banyak aspek. Jelasnya setiap pembelajaran harus berbasis pada
kehidupan.
Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang
perlu dilatihkan dan dikuasai. Pertama substansi yang dipelajari,
seperti misalnya IPA, Matematika, IPS, Bahasa dan sebagainya, yang kita kenal
sebagai subject matter/ matapelajaran. Kedua,
Personal Performance/Kinerja, seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis
dan analitis, bekerja dalam teamwork, trampil mengemukakan
pendapat secara sistematis, menghargai pendapat orang lain, tekun, disiplin,
memahami etika dan estetika dan sebagainya.
E. Dengan pembelajaran
yang PAKEM kita harapkan :
- Belajar akan lebih efektif
- Anak lebih kritis dan kreatif
- Suasana dan pengalaman belajar bervariasi
- Meningkatkan kematangan emosional/sosial
- Produktivitas siswa tinggi
- Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan
Dengan demikian jika semua itu dilaksanakan dengan
baik, mulai dari yang
sederhana sesuai kemampuan, secara bertahap dan
berkelanjutan mengarah pada kesempurnaan yang terus kita tingkatkan, maka
benarlah bahwa pembelajaran itu memang mengasyikkan, menyenangkan dalam arti
luas dan dapat dinikmati baik oleh pembelajar Maupin guru. Selamat menikmati
setiap moment pembelajaran yang telah kita rancang sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar