tugas kuliah
·
Apa dan
bagaimana budaya organisasi
Budayaorganisasi adalah suatu persepsi bersama yang di anut oleh anggota
–anggota organisasi itu; suatu system
dari makna bersama. Budaya organisasi memiliki
kepribadian yang menunjukan ciri suasana psikologis, yang memiliki arti
penting bagi kehidupan organisasi, kenyamanan, kelancaran, dan keefektifan
organisasi , menurut Robbin (1991:572)
Suasana
psikologis terbangun pola-pola kepercayaan, ritual, mitos, serta
praktek-praktek yang telah berkembang sejak lama, yang pada gilirannya
menciptakan pemahaman yang sama diantara para anggota organisasi mengenai
bagaimana sebenernya organisasi itu dan bagaimana para anggota harus
berperilaku.
Menurut
saya budaya organisasi adalah
keseluruhan norma, nilai, keyakinan, dan
asumsi yang dimiliki oleh anggota organisasi. Oleh karena itu, budaya
organisasi itu berwujud dalam filosofi, ideology, nilai-nilai, asumsi-asumsi,
keyakinan serta sikap dan norma bersama anggota organisasi tersebut dalam
memandang berbagai realita masalah terutama berkaitan dengan permasalahan
internal maupun eksternal.
Budaya
organisasi juga dapat di definisikan sebagai pola pemecahan masalah eksternal
dan internal yang diterapkan secara konsisten bagi suatu kelompok organisasi
dan oleh karenanya diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
benar dalam memandang, memikirkan, dan memecahkan masalah yang dihadapi
tersebut
.
Kualitas
kehidupan organisasi , baik yang terwujud dalam kebiasaan kerja maupun
kepemimpinan hubungan tersebut tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan
keyakinan tertentu yang dianut organisasi.oleh karena itu budaya organisasi
juga dapat diartikan sebagai spirit dan keyakinan organisasi yang mendasari
lahirnya aturan-aturan, norma-norma dan nilai-nilai yang mengatur bagaimana seseorang harus bekerja,
struktur yang mengatur bagaimana seseorang
anggota organisasi berhubungan secara formal maupun informal dengan
orang lain, system dan prosedur kerja yang mengatur bagaimana kebiasaan kerja
seharusnya dimiliki seorang pemimpin maupun anggota organisasi.
·
Elemen- elemen
budaya organisasi
Menurut
pratiwi (2012:31) mengemukakan elemen budaya organisasi, seperti Denison antara lain: nilai-nilai, keyakinan,
dan prinsip-prinsip dasar dan praktek-praktek manajemen serta perilaku serta
pola asumsi dasar bersama, nilai dan cara untuk melihat, berfikir dan merasakan
artefak.
Terlepas
dari adanya perbedaan seberapa banyak elemen organisasi dari setiap ahli,
secara umum selemen budaya organisasi terdiri dari dua elemen pokok yaitu
elemen yang bersifat idealistik dan elemen yang bersifat perilaku.
Elemen
idealistik umumnya tidak tertulis , bagi organisasi yang masih kecil
melekat pada diri pemilik dalam bentuk
doktrin, falsafah hidup, atau nilai-nilai individual pendiri atau pemilik organisasi
dan menjadi pedoman untuk menentukan arah tujuan menjalankan kehidupan
sehari-hari organisasi. Elemen idealistic biasanya dinyatakan secara formal
dalam bentuk pernyataan visi dan misi organisasi, tujuannya tidak lain agar ideology organisasi tetap lesstari.
Elemen
behavioural.
Adalah
elemen yang kasat mata , muncul ke
permukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari para anggotanya. Logo atau jargon,
cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara bertindak yang dapat dipahami
oleh orang luar organisasi dan bentuk-bentuk lain.
Menurut
saya ada beberapa elemen yang menjadi
dasar perlu diketahui anatara lain
Eleman
nilai merupakan konsep dasar dan kepercayaan dari suatu organisasi. Nilai
–nilai disini menitikberatkan pada suatu
keyakinan untuk mencapai kesuksesan. elemen nilai sebagai standar pencapain
prestasi di dalam organisasi. Oleh karena itu untuk mendorong anggota mencapai
hasil kerja yang baik maka keyakinan- keyakinan harus di sampaikan secara
terbuka oleh atasan kepada seluruh lapisan anggota.
Elemen
kepahlawanan dimanfaatkan untuk mengajak
seluruh sumber daya manusia yang ada
untuk mengikuti nilai-nilai budaya yang dilakukan oleh orang-orang tertentu
yang di tunjuk sebagai tokoh panutan.
·
Proses
terbentuknya budaya organisasi
Menurut
Riani ( 2010:17) Untuk
membentuk budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan
diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski pada tahap pembentuk an ide organisasi tersebut belum menjadi kenyataan atau adawujudnya secara
fisik, tahap ini menjadi dasar terbentuknya budaya organisasi. Pada saat para
pendiri organisasi memiliki ide untuk
mendirikan budaya organisasi, makaq budya organisasi pasti akan mengikuti
terpikirkan meskipun masih secara eksplesit. Budaya oeganisasi baru menjadi
kenyataan ketika organisasi sudah benar-benar berdiri.
Menurut
saya ketika organisasi berdiri pembentukan budaya organisasi pun ikut
mengikutinya, budaya organisasi tidak bias dipisahkan dari peran
para pendiri organisasi..
Para
pemimpin dan pendiri membawa satu set asumsi dasar, nilai-nilai,
perspektif, ke dalam organisasi dan
menenamkanya kepada anggotanya.
Budaya
akan muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan
masaalah-masalah pokok organisasi.
Secara
perorangan, masing- masing anggota organisasi boleh menjadi seorang pencipta
budaya baru dengan mengebangkan berbagai cara untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan individual.
Setelah
budaya organisasi tercipata ada beberapa proses mempertahankan budaya
organisasi tersebut diantaranya
Mendefinisikan
budaya dan apa bedanya dari konsep lainya
Mengembangkan
sebuah rencana strategis umtuk
menerapkan budaya
Manajemen
puncak harus mengimplementasikan budaya organisasi dalam setiap hal yang
dilakukan.
Selalu
terbuka terhadap perubahan dan pastikan
bahwa anggota organisasi tahu terhadap perubahan yang dilakukan dan apa
untungya bagi mereka.
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Budaya organisasi tidak pernah kekurangan definisi. Budaya organisasi
dijelaskan
misalnya sebagai : (1) nilai-nilai dominan yang didukung oleh
organisasi, (2) falsafah
yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan,
(3) cara
pekerjaan dilakukan di tempat itu, (4) asumsi dan kepercayaan dasar
yang terdapat
diantara anggota organisasi (Robbins, 1994).
Suatu peninjauan yang lebih mendalam dari sederet definisi
memperlihatkan
sebuah tema sentral budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian
yang
diterima secara bersama. Kesemua
itu, pada gilirannya menciptakan pemahaman yang
sama di antara para anggota mengenai bagaimana sebenarnya organisasi
itu dan
bagaimana anggotanya harus berperilaku. Bagaimanapun, budaya yang kuat
dicirikan
oleh nilai inti dari organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan
baik, dan dirasakan
Prosiding Seminar Nasional
Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi
102
bersama secara luas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai
inti, menyetujui
jajaran tingkat kepentingannya dan merasa sangat terikat kepadanya maka
makin kuat
budaya tersebut.
Pada dasarnya, budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai,
keyakinan, sikap
dan tradisi bersama yang mengikat anggota organisasi sebagai acuan
untuk bekerja
dan berinteraksi antar sesama anggota organisasi. Banyak definisi
budaya organisasi
yang dikemukakan para pakar. Salah satu definisi dikemukakan oleh
Amstrong (Ancok,
2012) adalah sebagai berikut : “Organizational or corporate culture
is the pattern of
values, norms, beliefs, attitudes, and assumptions that may not have
been articulated
but shape the way in which people behave and things get done. Values
refer to what is
believed to be important about how people and the organizations behave.
Norms are the
unwritten rules of behaviour”.
Berdasarkan definisi di atas, budaya organisasi atau budaya korporat
dapat
didefinisikan sebagai pola tata nilai, norma, keyakinan, sikap dan
asumsi tentang
bagaimana cara berperilaku dan melakukan pekerjaan di sebuah
organisasi. Budaya ini
terbentuk karena kebiasaan kerja yang terbangun dalam organisasi, yang
dibentuk oleh
pendiri dan pemilik organisasi. Budaya yang berasal dari para pendiri
tersebut
selanjutnya disosialisasikan kepada para karyawan dan karyawan generasi
berikutnya.
Budaya ini kemudian dipelajari oleh kelompok untuk dijadikan sebagai
acuan dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh anggota organisasi (Ancok, 2012).
Budaya organisasi mempunyai kekuatan untuk menggiring anggota ke arah
pencapaian tujuan organisasi dan berpengaruh terhadap individu dan
kinerjanya,
bahkan terhadap lingkungan kerja. Kemudian pada tataran implementasi,
budaya
organisasi akan diwujudkan dalam bentuk perilaku individu masing-masing
anggota
organisasi dalam pembelajaran mengatasi persoalan yang dihadapai.
Budaya organisasi berperan sebagai perekat sosial yang mendekatkan
antar
anggota organisasi karena adanya pemahaman yang sama (shared
meanings) tentang
bagaimana anggota organisasi harus berperilaku. Seperti yang
dikemukakan oleh
Kreitner dan Kinicki (Ancok, 2012) bahwa budaya organisasi merupakan pemersatu
organisasi dan mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang
diyakini, serta simbol
yang mengandung cita-cita sosial bersama yang ingin dicapai. Dalam
lingkungan
dengan budaya organisasi yang kuat, karyawan merasakan adanya
kesepahaman yang
menjadi pengikat antar anggota dan berpengaruh secara positif pada
kinerja karyawan.
Prosiding Seminar Nasional
Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi
103
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai
oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005). Secara umum dapat
juga
dikatakan bahwa kinerja merupakan usaha untuk mencapai suatu prestasi
oleh
organisasi dalam periode tertentu (Ikhsan dan Muhammad, 2005).
Jelaslah, bahwa
budaya organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam
meningkatkan
kinerja seorang karyawan. Dengan adanya budaya organisasi akan
memudahkan
karyawan dalam menyesuaikan dengan lingkungan kerjanya dan membantu
karyawan
untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
nilai-nilai
yang ada dalam organisasi. Robbins (Abdullah dan Arisanti Herlin, 2010)
berpendapat
bahwa kinerja seorang karyawan tergantung pada tingginya tingkat
pengetahuannya
dengan memahami cara yang benar untuk melakukan suatu pekerjaan.
Oleh sebab itu, budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku
para
anggota organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat
dijadikan acuan
perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian
tujuan atau hasil
kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya organisasi baik, maka
tidak
mengherankan jika anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan
berkualitas
pula. Dengan demikian budaya organisasi baik secara langsung maupun
tidak langsung
akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
Sejalan dengan pendapat di atas, Mangkunegara (2005) mengatakan bahwa
budaya perusahaan atau organisasi yang disosialisasikan dengan
komunikasi yang baik
dapat menentukan kekuatan menyeluruh perusahaan, kinerja dan daya saing
dalam
jangka panjang. Adapun Robbins (Mangkunegara, 2005) berusaha
menggambarkan
hubungan antara komunikasi, budaya perusahaan yang berdampak pada
kinerja
karyawan
sebagaimana tertera pada gambar di bawah ini :
Gambar : Diagram dampak hubungan antara budaya perusahaan terhadap kinerja
karyawan
Berdasarkan diagram tersebut, tampak bahwa pembentukan kinerja yang
baik
dihasilkan jika terdapat komunikasi antara seluruh karyawan sehingga
membentuk
internalisasi budaya perusahaan yang kuat dan dipahami sesuai dengan
nilai-nilai
organisasi yang dapat menimbulkan persepsi yang positif antara semua
tingkatan
karyawan untuk mendukung dan mempengaruhi iklim kepuasan yang berdampak
pada
kinerja
karyawan.
Peran
Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi..
Review
Pengaruh
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para anggota
organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat dijadikan
acuan perilaku
manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau
hasil kinerja
yang ditetapkan, sehingga jika budaya organisasi baik, maka tidak
mengherankan jika
anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula.
Dengan demikian kinerja organisasi merupakan suatu
prestasi kerja dan proses penyelenggaran tujuan organisai yang ingin
dicapai
Oleh karena itu, budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak
langsung
akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan organisasi.
Bagaimanapun, berhasil
tidaknya pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan dipengaruhi oleh
kinerja para
karyawan
itu sendiri.
Perusahaan yang unggul ditandai oleh banyaknya inovasi yang
dihasilkannya,
sangat ditentukan oleh budaya organisasi yang ada dalam perusahaan
tersebut.
budaya organisasi adalah cara bagaimana
orang-orang dalam bekerja dan berinteraksi dalam melaksanakan tugas
mereka dalam
organisasi. Budaya organisasi yang kuat menjadi pengikat kebersamaan dalam
bekerja
yang membuat organisasi menjadi produktif. Budaya organisasi menjadi
identitas
sebuah organisasi yang mempengaruhi bagaimana orang-orang berbuat dalam
organisasi.
Jadi budaya organisasi sangatlah berpengaruh besar dalam kinerja,
prestasi para anggota (karyawan) untuk
membentuk organisasi yang kuat maka harus juga dibentuk budaya organisasi yang
bagus .
Bagaimana cara membentuk/ mempertahankan budaya organisasi yang bagus diantaranya adalah
Seleksi untuk
menentukan kriteria yang dianggap paling tepat untuk menjadi anggota
organisasi. Ini merupakan kekuatan dalam mempertahankan budaya organisasi.
Tujuan utama dari proses seleksi adalah menemukan & mempekerjakan individu
yg memiliki pengetahuan, kepandaian & kemampuan untuk berprestasi dalam
pekerjaan di dalam organisasi.
Dalam proses seleksi ini, ketika terdapat
banyak calon yang memenuhi kriteria, maka pengambil keputusan akan menentukan
siapakah yang nantinya akan dipekerjakan berdasarkan pertimbangan tentang
sejauh mana calon-calon tersebut akan cocok dengan organisasinya. Selain itu,
proses seleksi ini juga member informasi kepada para pelamar mengenai
organisasi itu, dan jika mereka merasakan adanya konflik antara nilai mereka
dengan nilai organisasi tersebut, maka mereka dapat mengundurkan diri dari
pencalonannya. Sehingga, proses seleksi tersebut, menyaring individu yang
mungkin akan menyerang atau mengacaukan nilai-nilai intinya.
Manajemen puncak menunjukkan pada perilaku & tindakan dari
manajemen puncak akan berpengaruh terhadap budaya organisasi. Para pegawai
memperhatikan perilaku manajemen dimana kejadian-kejadian yang diamati oleh
para pegawai dalam kurun waktu tertentu dapat menetapkan norma-norma yang
kemudian meresap ke bawah melalui organisasi. Adanya sosok Leadership sebagai
panutan dalam bertindak merupakan cara untuk mempertahankan Budaya Organisasi
yang telah ada.
Proses sosialisasi merupakan langkah yang tepat untuk mempertahankan
budaya organisasi, terutama sosialisasi yang ditujukan bagi anggota baru untuk
menyesuaikan diri dengan budayanya. Seluruh anggota organisasi seharusnya
mengetahui & memahami mengenai terbentuknya budaya organisasi, pentingnya
bagi kemajuan organisasi, termasuk bagi pengembangan dirinya. Sebuah organisasi
akan selalu mensosialisasi setiap pegawai selama kariernya. Namun sosialisasi
yang paling eksplisit ialah ketika organisasi mencoba membentuk orang
luar/orang baru untuk menjadi seorang pegawai “yang berkedudukan baik”. Dalam
proses tersebut, mereka diberitahu mengenai bagaimana hal tersebut dilakukan
disini.
0 komentar:
Posting Komentar