Senin, 11 April 2016

budaya organisasi


                                                                                                         
                                                                                                











  tugas kuliah 


·         Apa dan bagaimana budaya organisasi

Budayaorganisasi adalah suatu persepsi bersama yang di anut oleh anggota –anggota  organisasi itu; suatu system dari makna bersama. Budaya organisasi memiliki  kepribadian yang menunjukan ciri suasana psikologis, yang memiliki arti penting bagi kehidupan organisasi, kenyamanan, kelancaran, dan keefektifan organisasi , menurut Robbin (1991:572)
Suasana psikologis terbangun pola-pola kepercayaan, ritual, mitos, serta praktek-praktek yang telah berkembang sejak lama, yang pada gilirannya menciptakan pemahaman yang sama diantara para anggota organisasi mengenai bagaimana sebenernya organisasi itu dan bagaimana para anggota harus berperilaku.
Menurut saya  budaya organisasi adalah keseluruhan  norma, nilai, keyakinan, dan asumsi yang dimiliki oleh anggota organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi itu berwujud dalam filosofi, ideology, nilai-nilai, asumsi-asumsi, keyakinan serta sikap dan norma bersama anggota organisasi tersebut dalam memandang berbagai realita masalah terutama berkaitan dengan permasalahan internal maupun eksternal.
Budaya organisasi juga dapat di definisikan sebagai pola pemecahan masalah eksternal dan internal yang diterapkan secara konsisten bagi suatu kelompok organisasi dan oleh karenanya diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar dalam memandang, memikirkan, dan memecahkan masalah yang dihadapi tersebut
.
Kualitas kehidupan organisasi , baik yang terwujud dalam kebiasaan kerja maupun kepemimpinan hubungan tersebut tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan keyakinan tertentu yang dianut organisasi.oleh karena itu budaya organisasi juga dapat diartikan sebagai spirit dan keyakinan organisasi yang mendasari lahirnya aturan-aturan, norma-norma dan nilai-nilai yang  mengatur bagaimana seseorang harus bekerja, struktur yang mengatur bagaimana seseorang  anggota organisasi berhubungan secara formal maupun informal dengan orang lain, system dan prosedur kerja yang mengatur bagaimana kebiasaan kerja seharusnya dimiliki seorang pemimpin maupun anggota organisasi.


·         Elemen- elemen budaya organisasi

Menurut pratiwi (2012:31) mengemukakan elemen budaya organisasi, seperti  Denison antara lain: nilai-nilai, keyakinan, dan  prinsip-prinsip dasar dan  praktek-praktek manajemen serta perilaku serta pola asumsi dasar bersama, nilai dan cara untuk melihat, berfikir dan merasakan artefak.
Terlepas dari adanya perbedaan seberapa banyak elemen organisasi dari setiap ahli, secara umum selemen budaya organisasi terdiri dari dua elemen pokok yaitu elemen yang bersifat idealistik dan elemen yang bersifat perilaku.
Elemen idealistik umumnya tidak tertulis , bagi organisasi yang masih kecil melekat  pada diri pemilik dalam bentuk doktrin, falsafah hidup, atau nilai-nilai individual pendiri atau pemilik organisasi dan menjadi pedoman untuk menentukan arah tujuan menjalankan kehidupan sehari-hari organisasi. Elemen idealistic biasanya dinyatakan secara formal dalam bentuk pernyataan visi dan misi organisasi, tujuannya tidak lain agar  ideology organisasi tetap lesstari.
Elemen behavioural.
Adalah elemen yang  kasat mata , muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku  sehari-hari para anggotanya. Logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara bertindak yang dapat dipahami oleh orang luar organisasi dan bentuk-bentuk lain.


Menurut saya ada beberapa elemen yang  menjadi dasar  perlu diketahui anatara lain
Eleman nilai merupakan konsep dasar dan kepercayaan dari suatu organisasi. Nilai –nilai disini menitikberatkan  pada suatu keyakinan untuk mencapai kesuksesan. elemen nilai sebagai standar pencapain prestasi di dalam organisasi. Oleh karena itu untuk mendorong anggota mencapai hasil kerja yang baik maka keyakinan- keyakinan harus di sampaikan secara terbuka oleh atasan kepada seluruh lapisan anggota.
Elemen kepahlawanan  dimanfaatkan untuk mengajak seluruh sumber daya  manusia yang ada untuk mengikuti nilai-nilai budaya yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang di tunjuk sebagai tokoh  panutan.

·         Proses terbentuknya budaya organisasi
Menurut Riani ( 2010:17)  Untuk membentuk budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski pada tahap  pembentuk an ide organisasi tersebut belum  menjadi kenyataan atau adawujudnya secara fisik, tahap ini menjadi dasar terbentuknya budaya organisasi. Pada saat para pendiri organisasi  memiliki ide untuk mendirikan budaya organisasi, makaq budya organisasi pasti akan mengikuti terpikirkan meskipun masih secara eksplesit. Budaya oeganisasi baru menjadi kenyataan ketika organisasi sudah benar-benar berdiri.
Menurut saya  ketika  organisasi  berdiri pembentukan budaya organisasi pun ikut  mengikutinya, budaya  organisasi tidak bias dipisahkan dari  peran  para  pendiri organisasi..
Para pemimpin dan pendiri membawa satu set asumsi dasar, nilai-nilai, perspektif,  ke dalam organisasi dan menenamkanya kepada anggotanya.
Budaya akan muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masaalah-masalah  pokok organisasi.
Secara perorangan, masing- masing anggota organisasi boleh menjadi seorang pencipta budaya baru dengan mengebangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual.
Setelah budaya organisasi tercipata ada beberapa proses mempertahankan budaya organisasi tersebut diantaranya
Mendefinisikan budaya dan apa bedanya dari konsep lainya
Mengembangkan sebuah rencana strategis umtuk  menerapkan budaya
Manajemen puncak harus mengimplementasikan budaya organisasi dalam setiap hal yang dilakukan.  
Selalu terbuka terhadap perubahan dan  pastikan bahwa anggota organisasi tahu terhadap perubahan yang dilakukan dan apa untungya bagi mereka.



Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Budaya organisasi tidak pernah kekurangan definisi. Budaya organisasi dijelaskan
misalnya sebagai : (1) nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi, (2) falsafah
yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, (3) cara
pekerjaan dilakukan di tempat itu, (4) asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat
diantara anggota organisasi (Robbins, 1994).
Suatu peninjauan yang lebih mendalam dari sederet definisi memperlihatkan
sebuah tema sentral budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian yang
diterima secara bersama. Kesemua itu, pada gilirannya menciptakan pemahaman yang
sama di antara para anggota mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu dan
bagaimana anggotanya harus berperilaku. Bagaimanapun, budaya yang kuat dicirikan
oleh nilai inti dari organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik, dan dirasakan
Prosiding Seminar Nasional
Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi
102
bersama secara luas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti, menyetujui
jajaran tingkat kepentingannya dan merasa sangat terikat kepadanya maka makin kuat
budaya tersebut.
Pada dasarnya, budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai, keyakinan, sikap
dan tradisi bersama yang mengikat anggota organisasi sebagai acuan untuk bekerja
dan berinteraksi antar sesama anggota organisasi. Banyak definisi budaya organisasi
yang dikemukakan para pakar. Salah satu definisi dikemukakan oleh Amstrong (Ancok,
2012) adalah sebagai berikut : “Organizational or corporate culture is the pattern of
values, norms, beliefs, attitudes, and assumptions that may not have been articulated
but shape the way in which people behave and things get done. Values refer to what is
believed to be important about how people and the organizations behave. Norms are the
unwritten rules of behaviour”.
Berdasarkan definisi di atas, budaya organisasi atau budaya korporat dapat
didefinisikan sebagai pola tata nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi tentang
bagaimana cara berperilaku dan melakukan pekerjaan di sebuah organisasi. Budaya ini
terbentuk karena kebiasaan kerja yang terbangun dalam organisasi, yang dibentuk oleh
pendiri dan pemilik organisasi. Budaya yang berasal dari para pendiri tersebut
selanjutnya disosialisasikan kepada para karyawan dan karyawan generasi berikutnya.
Budaya ini kemudian dipelajari oleh kelompok untuk dijadikan sebagai acuan dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh anggota organisasi (Ancok, 2012).
Budaya organisasi mempunyai kekuatan untuk menggiring anggota ke arah
pencapaian tujuan organisasi dan berpengaruh terhadap individu dan kinerjanya,
bahkan terhadap lingkungan kerja. Kemudian pada tataran implementasi, budaya
organisasi akan diwujudkan dalam bentuk perilaku individu masing-masing anggota
organisasi dalam pembelajaran mengatasi persoalan yang dihadapai.
Budaya organisasi berperan sebagai perekat sosial yang mendekatkan antar
anggota organisasi karena adanya pemahaman yang sama (shared meanings) tentang
bagaimana anggota organisasi harus berperilaku. Seperti yang dikemukakan oleh
Kreitner dan Kinicki (Ancok, 2012) bahwa budaya organisasi merupakan pemersatu
organisasi dan mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang diyakini, serta simbol
yang mengandung cita-cita sosial bersama yang ingin dicapai. Dalam lingkungan
dengan budaya organisasi yang kuat, karyawan merasakan adanya kesepahaman yang
menjadi pengikat antar anggota dan berpengaruh secara positif pada kinerja karyawan.
Prosiding Seminar Nasional
Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi
103
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005). Secara umum dapat juga
dikatakan bahwa kinerja merupakan usaha untuk mencapai suatu prestasi oleh
organisasi dalam periode tertentu (Ikhsan dan Muhammad, 2005). Jelaslah, bahwa
budaya organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam meningkatkan
kinerja seorang karyawan. Dengan adanya budaya organisasi akan memudahkan
karyawan dalam menyesuaikan dengan lingkungan kerjanya dan membantu karyawan
untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam organisasi. Robbins (Abdullah dan Arisanti Herlin, 2010) berpendapat
bahwa kinerja seorang karyawan tergantung pada tingginya tingkat pengetahuannya
dengan memahami cara yang benar untuk melakukan suatu pekerjaan.
Oleh sebab itu, budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para
anggota organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat dijadikan acuan
perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil
kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya organisasi baik, maka tidak
mengherankan jika anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitas
pula. Dengan demikian budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung
akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
Sejalan dengan pendapat di atas, Mangkunegara (2005) mengatakan bahwa
budaya perusahaan atau organisasi yang disosialisasikan dengan komunikasi yang baik
dapat menentukan kekuatan menyeluruh perusahaan, kinerja dan daya saing dalam
jangka panjang. Adapun Robbins (Mangkunegara, 2005) berusaha menggambarkan
hubungan antara komunikasi, budaya perusahaan yang berdampak pada kinerja
karyawan sebagaimana tertera pada gambar di bawah ini :
Gambar : Diagram dampak hubungan antara budaya perusahaan terhadap kinerja
karyawan
Berdasarkan diagram tersebut, tampak bahwa pembentukan kinerja yang baik
dihasilkan jika terdapat komunikasi antara seluruh karyawan sehingga membentuk
internalisasi budaya perusahaan yang kuat dan dipahami sesuai dengan nilai-nilai
organisasi yang dapat menimbulkan persepsi yang positif antara semua tingkatan
karyawan untuk mendukung dan mempengaruhi iklim kepuasan yang berdampak pada
kinerja karyawan.
Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi..




Review
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para anggota
organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat dijadikan acuan perilaku
manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil kinerja
yang ditetapkan, sehingga jika budaya organisasi baik, maka tidak mengherankan jika
anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula.

Dengan demikian kinerja organisasi merupakan suatu
prestasi kerja dan proses penyelenggaran tujuan organisai yang ingin dicapai
Oleh karena itu, budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung
akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan organisasi. Bagaimanapun, berhasil
tidaknya pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan dipengaruhi oleh kinerja para
karyawan itu sendiri.
Perusahaan yang unggul ditandai oleh banyaknya inovasi yang dihasilkannya,
sangat ditentukan oleh budaya organisasi yang ada dalam perusahaan tersebut.

budaya organisasi adalah cara bagaimana
orang-orang dalam bekerja dan berinteraksi dalam melaksanakan tugas mereka dalam
organisasi. Budaya organisasi yang kuat menjadi pengikat kebersamaan dalam bekerja
yang membuat organisasi menjadi produktif. Budaya organisasi menjadi identitas
sebuah organisasi yang mempengaruhi bagaimana orang-orang berbuat dalam
organisasi.

Jadi budaya organisasi sangatlah berpengaruh besar dalam kinerja, prestasi para anggota  (karyawan) untuk membentuk organisasi yang kuat maka harus juga dibentuk budaya organisasi yang bagus .

Bagaimana cara membentuk/ mempertahankan budaya organisasi yang bagus  diantaranya adalah

      Seleksi untuk menentukan kriteria yang dianggap paling tepat untuk menjadi anggota organisasi. Ini merupakan kekuatan dalam mempertahankan budaya organisasi. Tujuan utama dari proses seleksi adalah menemukan & mempekerjakan individu yg memiliki pengetahuan, kepandaian & kemampuan untuk berprestasi dalam pekerjaan di dalam organisasi.
Dalam proses seleksi ini, ketika terdapat banyak calon yang memenuhi kriteria, maka pengambil keputusan akan menentukan siapakah yang nantinya akan dipekerjakan berdasarkan pertimbangan tentang sejauh mana calon-calon tersebut akan cocok dengan organisasinya. Selain itu, proses seleksi ini juga member informasi kepada para pelamar mengenai organisasi itu, dan jika mereka merasakan adanya konflik antara nilai mereka dengan nilai organisasi tersebut, maka mereka dapat mengundurkan diri dari pencalonannya. Sehingga, proses seleksi tersebut, menyaring individu yang mungkin akan menyerang atau mengacaukan nilai-nilai intinya.

     Manajemen puncak menunjukkan pada perilaku & tindakan dari manajemen puncak akan berpengaruh terhadap budaya organisasi. Para pegawai memperhatikan perilaku manajemen dimana kejadian-kejadian yang diamati oleh para pegawai dalam kurun waktu tertentu dapat menetapkan norma-norma yang kemudian meresap ke bawah melalui organisasi. Adanya sosok Leadership sebagai panutan dalam bertindak merupakan cara untuk mempertahankan Budaya Organisasi yang telah ada.

     Proses sosialisasi merupakan langkah yang tepat untuk mempertahankan budaya organisasi, terutama sosialisasi yang ditujukan bagi anggota baru untuk menyesuaikan diri dengan budayanya. Seluruh anggota organisasi seharusnya mengetahui & memahami mengenai terbentuknya budaya organisasi, pentingnya bagi kemajuan organisasi, termasuk bagi pengembangan dirinya. Sebuah organisasi akan selalu mensosialisasi setiap pegawai selama kariernya. Namun sosialisasi yang paling eksplisit ialah ketika organisasi mencoba membentuk orang luar/orang baru untuk menjadi seorang pegawai “yang berkedudukan baik”. Dalam proses tersebut, mereka diberitahu mengenai bagaimana hal tersebut dilakukan disini.










0 komentar:

Posting Komentar