Senin, 09 Mei 2016

aqidah akhlak

1.  Pengertian Adil

     Adil menurut bahasa Arab disebut dengan kata ‘adilun, yang berarti sama dengan seimbang. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah diartikan tidak berat sebelah,tidak memihak,berpihak pada yang benar,berpegang pada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang. Dan menurut ilmu akhlak ialah meletakan sesuatu pada tempatnya, memberikan atau menerima sesuatu sesuai haknya, dan menghukum yang jahat sesuai haknya, dan menghukumyang jahat sesuai dan kesalahan dan pelanggaranya.


Secara Bahasa Adil Berasal dari bahasa arab yang berarti proporsional, tidak berat sebelah, jujur  
Secara Istilah ada beberapa makna antara lain: menempatkan sesuatu pada tempatnya. 

Menurut Al Ghozali adil adalah keseimbangan antara sesuatu yang lebih dan yang kurang

Menurut Ibnu Miskawaih keadilan adalah Memberikan sesuatu yang semestinya kepada orang  yang berhak terhadap sesuatu itu.

Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya, Kata adil dilawankan dengan kata dzalim yaitu menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya.
Adil adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali terhadap Allah swt saja.
Islam memerintahkan kepada kita agar kita berlaku adil kepada semua manusia
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu .” (An-Nisa’: 135)

 Dalil tentang adil
Artinya:”Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan).8.  Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.9.  Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”. (QS. Ar-Rahman:7-9)
Artinya:“Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hadidi:25)
 “Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu).” (QS. Al-An’âm : 152)
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap diri kalian sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabat kalian. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.Dan jika kalian memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.” (QS. An-Nisâ` : 135)
 “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mâ`idah : 8)
 “Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.” (QS. Al-A’râf : 181)
“Dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kalian.” (QS. Asy-Syûrô: 15)

PENTINGNYA KEADILAN

Islam sangat menekankan sikap adil dalam segala aspek kehidupan. Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia supaya berprilaku adil, baik kepada  Allah SWT, dirinya sendiri maupun orang lain.  Al Qur'an memandang bahwa keadilan merupakan inti ajaran Islam yang mencakup semua aspek kehidupan.Prinsip keadilan yang dibawa Al Qur'an sangat kontekstual dan relevan untuk diterapkan kedalam kehidupan beragama, berkeluarga dan bermasyarakat.


2.  Karakteristik Sikap Adil

     Islam mengajarkan bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum. Dalam Islam , tidak ada diskriminasi hukum karena perbedaan kulit, status social, ekonomi, atau politik .

Alqur’an secara spesifik menegaskan perilaku adil Yaitu ;
1.    Keadilan dalam menetapkan hukum(QS An Nisa’ 58)
2.    Keadilan memberikan hak kepada orang lain ((QS An NAhl 90)
3.    Keadilan dalam berbicara (QS Al an’ am 152)
4.    Keadilan dalam kesaksian (QS An Nisa’ 135)
5.    Keadilan dalam pencatatan utang (QS Al Baqarah 282)
6.    Keadilan dalam mendamaikan perselisihan ( QS Al Hujurat 9)
7.    Keadilan dalam menghadapi orang yang tidak disukai (QS Al Maidah 8)
8.    Keadilan dalam memberikan balasan ( QS Al Maidah 95)



Prilaku  orang yang berbuat adil antara lain :
1.                  Bertindak bijaksana dalam memutuskan perkara orang yang berselisih
2.                  Arif dan bijaksana dalam bermusyawarah
3.                  tidak mengurangi timbangan dan takaran
4.                  Bekerja secara optimal dan profesional
5.                  Belajar secara maksimal dan sungguh-sungguh 
6.                  Membantu fakir miskin dan dhuafa' untuk mengelarkan zakat infak dan shodaqah 
7.                  Tolong menolong dan bekerjasama dalam kebaikan
8.                  Saling menyayangi dan mengasihi diantara anggota keluarga
3.  Nilai Positif Sikap Adil


Keadilan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi, baik, dan mulia. Apabila keadilan diwujudkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan Negara, sudah tentu ketinggian, kebaikan, dan kemuliaan akan diraih. Jika seseorang mampu mewujudkn keadilan dalam dirinya sendiri, tentu akan meraih keberhasilan dalam hidupnya, memperoleh kegembiraan batin, disenangi banyak orang, dapat meningkatkan kualitas diri, dan memperoleh kesejahteraan hidup duniawi serta ukkhrawi (akhirat).
     Jika keadilan dapat diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akan terwujud masyarakat yang aman,tentram , serta damai sejahtera lahir dan batin. Hal ini disebabkan masing-masing anggota masyarakat melaksanakan kewajiban terhadap orang lain dan akan memenuhi hak orang lain dengan seadil-adilnya .

Adapun nilai positif perbuatan adil antara lain :
1.                  Keadilan membawa ketentraman
2.                  Keadilan membawa kedamaian
3.                  Keadilan menimbulkan kepercayaan
4.                  Keadilan dapat meningkatkan kesejahteraan
5.                  Keadilan dapat meningkatkan prestasi belajar
6.                  Keadilan dapat menciptakan kemakmuran
7.                  Keadilan dapat mengurangi kecemburuan sosial
8.                  Keadilan dapat mempererat tali persaudaraan
9.                  Keadilan dapat menimbulkan kebaikan dan mencegah kejahatan

4.  Membiasakan Sikap Adil

     Seorang hendaknya membiasakan diri berlaku adil, baik terhadap dirinya,kedua orang tuanya,saudara-saudaranya,anak-anaknya, teman-temannya, tetangganya, masyarakatnya, bangsa dan Negaranya, maupun terhadap sang Khalik(Allah swt).
     Apabila keadilan itu ditegakan dalam setiap aspek kehidupan, tentu keamanan, ketentraman,kedamaian, serta kesejahteraan lahir dan batin, duniawi dan ukhrawi akan dapat diraih.

CARA MEMBIASAKAN SIKAP ADIL DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
1.                  menyadari pentingnya keadilan dalam kehidupan
2.                  memahami nilai-nilai positif yang terkandung dalam prinsip keadilan
3.                  berusaha mempraktikkan keadilan baik kepada Allah SWT, diri sendiri maupun orang lain


1.  Pengertian Ridha

Secara Bahasa Ridha berasal dari bahas arab. Memiliki arti rela, menerima dg suci   hati
Secara Istilah Ridha berarti menerima dengan senang hati apa yang diberikan oleh Allah  swt baik berupa peraturan, hukum, atau pun qadha.

Ridha terkait tiga hal :
  1. Usaha maksimal yang dicurahkan
  2. Takdir Allah SWT
  3. Keputusan orang lain

Menurut Al Ghazali Ridha adalah segala keputusan Allah SWT yang merupakan puncak keindahan akhlak (muntaha husnul al khuluq).

Menurut Syeh Abdul Qadir  Al-Djaelani ridha merupakan kewajiban hamba kepada Sang Khaliq yang tidak dapat ditolak.

     Perkataan rida berasal dari bahasa arab, radiya yang artinya senang hati (rela). Rida menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt, baik berupa hukum (peraturan-peraturan) maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya.Sikap rida harus ditunjukkan, baik ketika menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah.

Menurut kamus besar Indonesia, rida diartikan rela, suka, dan senang hati.sedangkan menurut bahasa adalah ketetapan hati untuk menerima segala keputusan yang sudah ditetapkan dan ridha merupakan akhir dari semua keinginan dan harapan yang baik .

     Kebanyakan manusia merasa sukar atau gelisah ketika menerima keadaan yang menimpa dirinya, seperti kemiskinan, kerugian, kehilangan barang, pangkat, kedudukan, kematian anggota keluarganya, dan lain-lain, kecuali orang yang mempunyai sifat rida terhadap takdir.Orang yang memiliki sifat rida tidak mudah bimbang atau kecewa atas pengorbanan yang dilakukannya.Ia tidak menyesal dengan kehidupan yang diberikan Allah swt dan tidak iri hati atas kelebihan yang didapat orang lain karena yakin bahwa semua itu berasal dari Allah swt. Sedangkan kewajibannya adalah berusaha atau berikhtiar dengan kemampuan yang ada.
     Rida terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usaha lebih dulu untuk mencari jalan keluarnya.Menyerah dan berputus asa tidak dibenarkan oleh tatanan hidup dan tidak dibenarkan pula oleh ajaran Islam.Allah swt.memberikan cobaan atau ujian dalam rangka menguji keimanan dan ketakwaan hamba-Nya. Firman Allah swt.:

Artinya : “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (156) (yaitu) orang-orang yangapabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali.kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil. (Q.S. Al Baqarah:155-156).

 Sikap ridha dapat ditunjukkan melalui hal-hal sebagai berikut:

1. Sabar dalam melaksanakan kewajiban hingga selesai dengan sungguh-sungguh usaha atau ikhtiar dan penuh tanggung jawab.
2.  Senantiasa mengingat Allah swt.
3. Tidak iri hati atas kekurangan atau kelebihan orang lain dan tidak ria untuk dikagumi hasil usahanya.
4. Senantiasa bersyukur atau berterima kasih kepada Allah swt. atas segala nikmat pemberian-Nya.
5. Tetap beramal saleh (berbuat baik) kepada sesama sesuai dengan keadaan dan kemampuan, seperti aktif dalam kegiatan social, kerja bakti, dan membantu orangtua di rumah dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
6. Menunjukkan kerelaan atau rida terhadap diri sendiri dan Tuhannya. Juga rida terhadap kehidupan terhadap takdir yang berbentuk nikmat maupun musibah, dan terhadap perolehan rezeki atau karunia Allah swt.

Rosulullah SAW bersabda: yang akan merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha Allah SWT sebagai Tuhannya,Islam menjadi agamanya, dan Muhammad menjadi Rasulnya.

2.  Karakteristik sikap ridha

     Apabila sebagian pendapat para ahli hikmah, rida dikelompokan menjadi tiga tingkatan, yaitu rida kepada Alloh, rido pada apa yang datang dari Alloh, dan rida pada qada Alloh.
Rida kepada Allah adalah fardu ain.Rida pada apa yang datang dari Allah meskipun merupakan sesuatu yang sangat luhur, hal ini termasuk ubudiah yang sangat mulia.
     Sesungguhnya pilihan tuhan untuk hamba-Nya dibagi dua macam yaitu pertama, ikhtiyar ad-din wa syar’I (pilihan keagamaan dan syariat).kedua, ikhtiyar kauni kadari (pilihan yang berkenaan dengan alam dan takdir).Takdir yang tidak dicintai dan diridai Alloh yaitu perbuatan aib dan dosa-dosa.
Macam-macam ridha :

a. Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
     Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya.Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syari’ah Islam. Perhatikan firman Allah dalam Q.S. al-Bayyinah (98) ayat 8

Artinya : Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya.Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Q.S.al-Bayyinah ayat 8 )

     Dari ayat tersebut dapat dihayati, jika kita ridha terhadap perintah Allah maka Allah pun ridha terhadap kita.

b. Ridha terhadap taqdir Allah.
     Mari kita simak, apa yang dikisahkan berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”. Ady menjawab ; “Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt.maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”.
     Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
     Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt.Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
     Dalam suatu kisah Abu Darda’, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah swt.Maka Abu Darda’ berkata kepada mereka.“Engkau benar, sesungguhnya Allah swt.apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan rela atau ridha.
     Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasi apapun (Hikmah, Republika, Senin 5 Februari 2007, Nomor: 032/Tahun ke 15)

c. Ridha terhadap perintah orang tua.
     Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt.karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14 ;
Artinya : “ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman :14)

     Bahkan Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.

d. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara
     Mentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt.karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. Mari kita hayati firman Allah dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 59 berikut :

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.( Q.S. an-Nisa :59)

     Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara (Ulama dan pemerintah).Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
     Termasuk dalam ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.Dengan demikian mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.

3.  Nilai Positif Sikap Ridha

  1. Ridha menciptakan suasana batin yang puas, lega dan bahagia
  2. Ridha membawa pada ketentraman jiwa dan kesehatan ruhani
  3. dapat menghilangkan kebencian
  4. dapat mendorong berfikir positif atau huznudhan
  5. mendorong untuk beramal sholeh
  6. menuju ridha Allah SWT dan surga
  7. mendorong seseorang memahami bahwa apa yang ditakdirkan Allah SWT adalah yang terbaik

4.  Membiasakan Sikap Ridha

Konsekuensi ridha kepada Allah harus mengikuti semua yang diajarkan oleh Rasululloh saw. (ittiba’ ar-Rasul). Apabila seorang ridha kepada Allah, tentu dia akan selalu berusaha melakukan segala sesuatu yang diterima dari-Nya dan meninggalkan segala sesuatu yang dibenci-Nya.

CARA MEMBIASAKAN SIKAP RIDHA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI :

  1. Menyadari pentingnya sikap ridha
  2. Memahamiapa yang ditakdirkan Allah SWT
  3. Berfikir positif dan berbaik sangka
  4. selalu optimis terhadap hasil prestasi yang kurang baik dan berusaha untuk memperbaiki
  5. tidak membenci kegagalan dan kemalangan atau musibah karena dibalik semua itu pasti ada hikmahnya. 


1. PENGERTIAN AMAL SALEH

Menurut bahasa amal berasal daribahasa arab artinya perbuatan atau tindakan,sedangkan shalih artinya yang baik atau yang patut

Menurut istilah amal saleh adalah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat
     Menurut kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau buruk). Secara istilah, amal saleh berarti perbuatan sungguh- sungguh dalam menjalankan ibadah ataupun menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia.contoh mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo dan anak yatim piatu.
     Dalam al-Qur’an banyak dijumpai perkataan amal dengan berbagai bentuknya yaitu ‘amila, a’mala, ta’malun, ya’malun, ‘amilun, ‘amalus-salihat, dan ‘amalus-syyari’at.

Dasar amal saleh adalah QS Al Ashr ayat 1-3 artinya : 1. Demi masa.2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 


2.  Karakteristik Amal Saleh

     Orang yang hidup pada zaman pra-islam mempunyai anggapan bahwa kekayaan, keturunan, kedudukan, dan bermacam-macam kelebihanduniawi lainnya menjadi factor yang akan menentukan keadaan seseorang.
     Agama islam membawa satu ajaran (dokrin) bahwa keturunan, pangkat, kedudukan yang tinggi, dan kekayaan yang bayak , semua itu tidak mendatangkan keuntungan, terutama untuk kehidupan di akhirat kelak. Satu-satunya yang memberikan faedah ialah amal saleh, yakni perbuatan baik.
Secara umum, pengelompokan amal itu terbagi dua, yaitu amal saleh (amal yang baik) dan ‘amalus sayyi’ah (amal yang buruk).Amal saleh ialah segala perbuatan kebbijakan yang mendatangkan manfaat untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, dan manusia seluruhnya, baik berupa perbuatan, ucapan, maupun sikap.bahkan melakukan suatu perbuatan yang dilarang Alloh, itu pun termasuk amal saleh.

3  Nilai Positif Amal Saleh

     Dalam Al-Qur’an, banyak diuraikan hasil (buah) dari amal saleh, baik didunia maupun diakhirat, yaitu:
a. rezeki yang baik (al-Hajj/22:50);
b. derajat yang tinggi (Taha/20:75);
c. keberuntungan (al-Qasas/28:67);
d. keadilan (Yunus/10:4);
e. keluar dari kegelapan (at-Talaq/65:11);
f.  rahmat dan cinta (al-Jasiyah/45:30);
g. hilang perasaan takut (Taha/20:112);
h. pahala yang cukup (Alli ‘Imran/3:57);
i.   ampunanIlahi (Fatir/3:57);
J. kehidupan di surga (al-Mu’minun/23:40).

Adapun nilai yang terkandung dalam amal saleh adalah :
  1. menentramkan hati dan mendamaikan jiwa
  2. berbagi kebahagiaan kepada orang lain
  3. membina kepribadian yang berkualitas
  4. memberikan rasa tentram kepada orang lain
  5. membela kebenaran dan keadilan
  6. menumbuhkan kerendahan hati
  7. membentengi diri dari perbuatan dosa

4.  Membiasakan Amal Saleh

     Setiap amal saleh, harus didasari niat yang suci dan ikhlas.Jangan sampai seorang yang beramal memiliki niat yang salah, ada udang dibalik madu. Misasal, mengharap kedudukan,pujian, atau keuntungan yang lain-lain.
     Berusaha atau beramal, pada umumnya tidak memandang ruang dan waktu serta tidak hanya pada saat yang lapang. Dalam situasi apa pun, kita tidak menyianyiakan untuk beramal atau berusaha. Walaupun hasil amal itu belum tampak sekarang, hal itu tidak boleh menjadikan kita malas beramal.

 CARA MEMBIASAKAN DIRI UNTUK BERAMAL SHOLEH :
  1. menyadari dan memahami manfaat amal sholeh baik untuk diri sendiri atau orang lain
  2. menyadari bahwa amal sholeh dapat mencegah kemungkaran untuk diri sendiri dan orang lain

Adapun syarat sah amal shaleh adalah sebagai berikut :
1. Amal shaleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya
2. Amal shaleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah.
        3. Amal shaleh itu hendaknya dilakukan secara sah sesuai dengan 
            petunjuk syarak (Al-Quran dan Hadist).



MACAM MACAM AMAL SHOLEH :
  1. yang berkaitan dengan akidah yaitu rukun iman
  2. yang berkaitan dengan syariah yaitu rukun islam
  3. yang berkaitan dengan akhlak/ikhsan seperti :
  • sabar ketika ditimpa musibah
  • syukur ketika mendapatkan nikmat
  • ikhlas beramal dan suka menolong
  • adil dan jujur
  • bersungguh-sungguh dalam belajar, bekerja dan berkarya
  • pemaaf
  • sederhana

menghindari perbuatan tercela

0 komentar:

Posting Komentar